Pages

Senin, 28 Januari 2013

Hasil Laporan Pengamatan



 






Pelajaran                : Ilmu Pengetahuaan Alam
Kelas                      : IX2
Kelompok               : 5 (Lima)
Nama Kelompok     :
v  Hanipa Kurniawati
v  Hartikah Afriani
v  Restu Fauzi
v  Ridwan Hanafi Batubara
v  Yuni Saskia Irawati

Kegiatan 1

Judul               : Magnet
Tujuan             : Mengetahui benda-benda yang tergolong magnetic dan non magnetic.
Alat/Bahan      :  1. Magnet Batang                                           7. Seng
2. Emas                                                        8. Alumunium
3. Paku Besi                                                 9. Plastik
4. Paku Baja                                                 10. Platina
5. Kayu                                                        11. Timbal
6. Tembaga
Cara Kerja      :
1.     Magnet batang didekatkan dengan alat-alat yang akan diuji cobakan.
2.     Amatilah hasil percobaan yang telah dilakukan.
Hasil Percobaan          :
No
Bahan yang didekatkan
Gejala yang terjadi
Keterangan
1
Kayu
Tidak ditarik
Diamagnetik
2
Plastik
Tidak ditarik
Diamagnetik
3
Baja
Ditarik kuat oleh magnet
Ferromagnetik
4
Platina
Ditarik lemah oleh magnet
Paramagnetik
5
Alumunium
Ditarik lemah oleh magnet
Paramagnetik
6
Emas
Tidak ditarik
Diamagnetik
7
Besi
Ditarik kuat oleh magnet
Ferromagnetik
8
Seng
Tidak ditarik
Diamagnetik
9
Tembaga
Tidak ditarik
Diamagnetik
10
Timbal
Ditarik lemah oleh magnet
Paramagnetik

Kesimpulan                :
Berdasarkan hasil pengamatan diatas, kita dapat melihat perbedaan antara benda-benda Ferromagnetik, Diamagnetik, dan Paramagnetik. Kita juga dapat mengetahui jenis benda yang termasuk jenis tersebut.
 Kegiatan 2 

Judul                           : Garis Gaya Magnet
Tujuan                         : Mempelajari GGM.
Alat/Bahan                  :  1. Kertas
2. Serbuk Besi
3. Papan/Buku
Cara Kerja                  :
1. Letakkan magnet batang pada bidang datar. Lalu letakkan kertas di atasnya, sehingga menutupi magnet tersebut.
2. Taburkan serbuk besi di atas kertas itu. Ketuk-ketuklah perlahan kertasnya. Sehingga membentuk gambar pola garis gaya magnet.
Hasil Pengamatan       :



Kesimpulan                :
            Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat dilihat serbuk-serbuk besi membentuk pola garis gaya magnet. Hal ini membuktikan bahwa disekitar magnet terdapat daerah yang dipengaruhi oleh magnet atau medan magnet.
Kegiatan 3

Judul               : Membuat Magnet
Tujuan             : Mengetahui cara pembuatan magnet.
Alat/Bahan      :  1. Magnet
2. Paku Besi
3. Paku Baja
4. Kawat
5. Baterai
6. Paku Kecil
Cara Kerja      :
1.     Digosok : Ambil paku besi/baja dan magnet. Gosok-gosok paku tersebut dengan satu arah. Setelah beberapa menit di gosokan lalu mengujinya paku itu bersifat magnet atau tidak.
2.     Dialiri arus listrik : Buatlah sebuah paku yang dililiti kawat. Hubungkan ujung-ujung kawat dengan ujung-ujung baterai. Dekatkan dengan paku kecil. Lalu amati.
3.     Diinduksi : Lempengan besi ditempelkan dengan magnet batang, kemudian dekatkan dengan paku-paku kecil. Lalu amati yang akan terjadi.
Hasil Laporan : 












Kesimpulan                 :
Berdasarkan hasil pengamatan diatas kita dapat mengetahui bagaimana cara membuat magnet, dengan menggunakan 3 cara, antara lain dengan cara diinduksi, dialiri arus listrik, dan digosok. Lihatlah hasilnya pada gambar diatas.

Minggu, 20 Januari 2013

Nasi Bungkus Presiden



Sore itu ku berjalan susuri barisan gerbong kereta tua yang sudah pensiun. Ketika aku berada di samping salah satu gerbong kereta tua dengan jendela yang sudah retak, tiba-tiba terdengar sebuah suara menyayat hati.
“Bu… lapar….”
Kupertajam indera dengarku.
“Bu, pengen makan….”
“Iya nak, ibu tahu kau lapar. Tapi, ibu tak punya apa-apa. Tunggu bapak ya….”
“Bu… aku lapar.”
“Iya nak, ibu tahu. Tunggu bapakmu.”
Aku tak berdaya mendengarnya. Kuingin membantu, tapi… nasibku serupa. Sudah sejak pagi tadi perutku hampa. Hanya air mineral yang bisa kuteguk. Itupun hanya setengah botol yang tersisa. Beruntung kutemukan botol air itu di kursi gerbong paling ujung. Tak biasanya aku kehabisan barang penumpang yang tertinggal.
“Bu, lapar….”
“Iyaaaa… nak… tunggu bapakmu.”
Tiba-tiba kulihat di kejauhan tampak seorang tua berjalan agak gontai. Dia menghampiri sumber suara yang kudengar tadi.
“Nak, Tuhan mendengarmu. Bapakmu sudah datang. Semoga ia membawa makanan.”
“Bu, bapak pulang.”
“Bapak… Ara lapar, mau makan.”
“Iya, nak, bapak juga dengar suaramu. Beruntung kita hari ini karena presiden kita mau menaikkan harga BBM. Semoga terus setiap hari berita itu muncul.”
“Pak, Ara lapar. Ara gak ngerti BBM. Ara mau makan.”
“Iya, nak. Bapak tahu. Bapak bawa makanan. Tapi, kamu harus bilang makasih.”
“Iya pak, makasih.”
“Bukan ke bapak nak, tapi ke presiden kita.”
“Emang makanan ini dari presiden ya pak?”
“Iya nak, karena presiden mau menaikkan BBM, hari ini bapak dapat makanan.”
“Pak presiden yang ngasih nasi bungkus ini pak? Bapak tadi ketemu presiden ya? Bapak hebat. Ara mau ketemu presiden pak. Ara mau bilang makasih ke presiden. Bapak antarkan Ara Ya….”
“Sudah, kamu makan dulu sana…. Habiskan ya nak.”
Sesaat ku terdiam. Kurenungkan dialog bpk dan anak itu. Presiden mmberi nasi bungkus? Kpd bapak tua yang tinggal di gerbong? Telingaku terganggukah? Bermimpikah aku? Atau memang benar sang presiden sebaik itu??
Alangkah baiknya sang presiden. Sungguh seorang pemimpin yang peduli pada rakyatnya. Aku terharu.
Namun tiba-tiba secuil otakku berontak. Tidak, presiden tidak sebaik itu. Kudengar tadi ada isu BBM akan dinaikkan. BBM naik. Bukankah hal itu berat untuk rakyat?? Termasuk aku dan bapak itu sekeluarga akan terkena dampaknya.
BBM naik. Presiden memberi nasi bungkus. Apa hubungannya???
Otakku yang kerdil ini tak sanggup temukan jawabannya. Aku linglung. Di tengah kelinglunganku aku limbung. Aku tertidur dgn perut yang hanya terisi air mineral setengah botol, yang tadi tertinggal.
Keesokan paginya ku terbangun. Seperti biasanya kususuri gerbong demi gerbong brharap ada makanan/barang penumpang tertinggal. Hari ini aku lebih beruntung. Kutemukan di salah satu gerbong, setengah roti sobek ukuran sedang dn seperapat botol air mineral. Tuhan berbaik hati padaku. Walau bukan presiden yang memberiku makan, aku bersyukur Tuhan masih sayang padaku.
Hari ini perutku lebih terisi. Sepertinya utangku pada perutku kemarin telah kulunasi. Kunikmati kebaikan Tuhan hari ini. Puas mengisi perut, ku berjalan susuri barisan gerbong-gerbong tua yang sudah pensiun. Aku di salah satu gerbong, sedang bapak tua yang mendapat nasi bungkus dari presiden itu dan keluarganya di gerbong selanjutnya.
Masih penasaran dengan kisah mereka kemarin. Aku pun lalu kembali mendekati mereka. Kucoba menguping untuk mendapatkan jawaban. Benarkah sang presiden memberikan nasi bungkus kepada bapak tua itu? Lalu apa hubungannya dengan BBM akan naik??
Dengan sabar kutunggu si bapak tua itu pulang. Lalu seperti hari-hari sebelumnya. Kudengar dialog dengan urutan yg sdh kuhapal.
“Bu, lapar… mau makan.”
“Iya nak, tunggu bapak pulang.”
Seperti sebelumnya pula, beberapa lama kemudian sang bapak tua pulang. Tentu saja membawa makanan untuk anaknya.
“Pak, lapar….”
“Iya nak, nih bapak bawa nasi bungkus lagi buat kamu. Ini dari presiden juga, nak.”
“Bapak ketemu pak presiden lagi?”
Sang bapak tua tak menjawab. Ia malah menjawab seperti tadi.
“Nasi ini dari presiden kita, nak.”
Lalu meminta anaknya makan.
“Sudah, makan dulu sana. Habiskan nasi dari pak presiden.”
Beberapa saat kemudian, sang ibu menarik bapak tua itu menjauh dari anaknya. Kemudian ia berbisik. Sayup kudengar dialog mereka, sementara si anak asik dengan makanannya.
“Bapak benar bertemu pak presiden? Benar bapak diberi nasi bungkus oleh presiden? Benar bapak…. Benar bapak….”
Rentetan pertanyaan berbisik itu meluncur deras dari mulut sang ibu. Seolah menumpahkan segudang rasa penasaran.
Hahahaha, ternyata rasa penasaranku tak kalah dengan sang ibu. Dalam hati kumerasa sebentar lagi penasaran itu ‘kan terjawab.
Dengan tenang sang bapak memegang kedua pundak sang ibu.
“Bu, kita ini siapa? Presiden kita siapa? Kita tinggal di gerbong tua, beliau di istana. Dia tak mengenal kita bu, dia tak kenal bapak. Lagipula ibu percaya bahwa presiden memberi nasi bungkus kepada rakyat hina seperti kita??”
“Tapi pak…. Beberapa hari ini bapak bilang dapat nasi bungkus dari presiden.”
“Bu…, bapak sendiri takkan percaya seandainya hal itu benar.”
“Lalu pak…. Dari mana nasi bungkus itu?”
Rasa penasaranku semakin menjadi. Otakku mendidih, badanku bergetar menanti jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu.
“Bu, bapak beberapa hari ini mendekati lokasi demonstrasi. Mereka katanya menolak kenaikan BBM. Bapak tidak tahu masalah BBM. Bapak juga tak peduli. Siang-malam kita tidak berhubungan dengan BBM. Yang bapak tahu, menurut teman-teman pemulung lainnya, di sana ada demonstrasi. Mereka menolak BBM naik.
Kata mereka, setiap siang sekitar jam 12-an pendemo itu istirahat. Mereka makan siang. Mereka bilang setiap siang itu ada beberapa orang yang datang membawa makanan, nasi bungkus. Nasi bungkus itu dibagikan kepada para pendemo. Tukang becak, pengemis, dan pemulung yang ada di sana dikasih juga, bu.
Beberapa hari ini bapak mendekati demonstrasi dan ketika pembagian nasi, bapak juga dapat bagian. Bapak tidak tahu siapa yang mengirim nasi bungkus itu. Bapak cuma tahu pak presiden ingin menaikkan harga BBM. Bagi bapak, nasi bungkus ini karena niat presiden, nasi ini dari presiden.
Seketika aku tergagap. Aku terdiam berjuta bahasa. Presiden memang baik hati. Presiden memang memberi nasi bungkus kepada bapak tua itu.

Rabu, 09 Januari 2013

Pidato Perpisahan



Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang terhormat Bapak kepala sekolah
Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru serta staf Tata Usaha
Dan teman-teman yang saya cintai

Tiada ungkapan kata-kata yang layak kita ucapkan setiap menerima kenikmatan dari Allah, kecuali UCAPAN RASA SYUKUR kehadirat-Nya yang atas berkah limpahan rahmat-Nya kita dapat berkumpul dan bertatap muka dalam suasana yang penuh kebahagian dan kegembiraan dalam acara pelepasan kelas IX tahun ajaran 2012/2013.

Tak lupa shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada pangkuan junjungan kita baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW.

Tiga tahun kami telah mencurahkan tenaga, waktu, dan pikiran untuk tekun belajar mengikuti program studi di bangku SMP untuk menyerap ilmu pengetahuan dari berbagai macam bidang studi yang diajarkan oleh bapak dan ibu guru. Beliau begitu tekun dan sabar mengajar, mendidik dan membimbing kami semua.

Ini adalah hari terakhir bagi kami semua siswa-siswi SMPN 222 berada di sekolah ini. Namun, segala apa yang telah kita lalui bersama merupakan kenangan terindah yang tak akan terlupakan. Ada banyak hal yang belum sempat kami lakukan bersama bapak dan ibu guru semua. Adakah hal yang lebih berharga dari kebersamaan. Kebersamaan yang membuat kita kuat, cerdas, dan tegar dalam membangun nama baik sekolah ini.

Sebuah ungkapan yang tak asing lagi bagi kita, “dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan”. Dua tahun lalu kita bertemu di tempat ini, dan ditempat ini pulalah kita berpisah. Inilah takdir manusia yang tak terelakkan. Kita tak bisa melawan waktu. Biarlah waktu itu berlalu seiring dengan linangan air mata kami.

Keberhasilan kami semua dalam menyelesaikan pendidikan di SMP ini semata-mata bukan usaha kami sendiri, disamping usaha dan perjuangan kami, tidak lepas pula peran serta orang tua kalian dan bapak serta ibu guru. Kedua orang tua kami telah susah payah membiayai sekolah kami, sedangkan bapak dan ibu guru telah mengajar dan membimbing kami.

Demikianlah atas perhatiannya dan mohon maaf atas segala kekurangannya apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.

Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Nama  : Hartikah Afriani
Kelas   : IX-2